Dihantam Pandemi Mantan Pekerja Pariwisata Beralih Jual Nasi Bungkus Made Hanya Untung Seribu

Laporan Wartawan, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR â€" Kesal dengan keadaan mungkin tidak akan pernah dapat merubah apapun.

Begitu prinsip yang dipegang oleh Made Suastawa mantan pekerja pariwisata yang dirumahkan oleh perusahaan Watersport tempatnya bekerja, pasca pandemi Covid-19 membabi buta.

Tak bisa selalu merenungi nasib, Made pun kini perlahan bangkit dari mimpi buruk Pandemi Corona.

Setelah dirumahkan dari pekerjaan pariwisatanya, Made pernah menjadi seorang buruh proyek.

Baca juga: Imbas Pandemi, Warung Seafood Becol di Serangan Denpasar Alami Penurunan Omzet hingga 80 Persen

Namun ternyata bekerja menjadi seorang buruh proyek juga tidak menjanjikan.

Sepinya pekerjaan dibidang proyek, membuat Made dan seorang rekan wanitanya memutuskan untuk berjualan nasi bungkus.

Ia berjualan di Jalan Hayam Wuruk, Denpasar. Di jalan itulah ia mencoba peruntungan untuk bisa bertahan hidup.

Nasi bungkus dengan tiga jenis yakni nasi bungkus babi guling, be (daging) genyol, dan ayam betutu yang ia jual pun bisa dikatakan terjangkau harganya.

Satu bungkus nasi tersebut ia jual Rp 5.000,-. Sengaja ia membanting harga, yang terpenting dagangannya selalu habis terjual.

Related Posts

0 Response to "Dihantam Pandemi Mantan Pekerja Pariwisata Beralih Jual Nasi Bungkus Made Hanya Untung Seribu"

Post a Comment