Buku Sastra Rempah Karya 64 Penulis Ceritakan Eksistensi Rempah yang Bukan Sekadar Bumbu Dapur

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Rempah seolah menjadi kebutuhan. Masakan tak lezat rasanya tanpa tambahan rempah. Namun ternyata rempah bisa dimaknai lebih mendalam.

Rempah tak hanya sebagai bumbu dapur. Jika ditelaah secara mendalam, rempah bisa menjadi kajian hingga pergerakan. Seperti karya bertajuk 'Sastra Rempah' berisi karya 64 penulis dengan 43 judul ini.

"Buku Sastra Rempah ini muncul dari kegiatan menulis bersama di 2020 lalu. Sebelumnya kami menulis buku Sastra Pariwisata. Sastra Rempah ini karya kedua," ujar Prof. Dr. Wiyatmi, M. Hum. dari Universitas Negeri Yogyakarta yang juga sebagai penulis Sastra Rempah, Rabu (10/11/2021).

Baca juga: Berhenti Jadi General Manager Maskapai Ternama, Pria asal Surabaya Pilih Rintis Usaha Ayam Goreng

Prof. Wiyatmi mengatakan, ia menelaan karya sastra Mirah dari Banda yang ditulis Hanna Rambe. Karya tersebut menceritakan soal perdagangan pala dan perempuan di era kolonial dalam novel.

Terkait Sastra Rempah sendiri, Prof Wi menuturkan, ada filosofi di balik pemilihan rempah sebagai topik penggabung karya para dosen dan peneliti tersebut.

Baca juga: Wajib Coba! Warga Surabaya Bisa Cetak Prangko Bergambar Wajah Sendiri di My POS Taman Apsari

"Kenapa rempah masuk dalam hubungan dengan sastra? Karena sastra ini lahir dari refleksi kenyataan dan realita. Di mana kita tahu, rempah adalah bagian penting yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari," jelasnya.

Menurutnya, peran rempah dalam mempersatukan dan memisahkan sangat besar. Bahkan, penjajahan di era kolonial juga dilatarbelakangi perebutan rempah sebagai komoditas.

Baca juga: Makin Mudah, Lihat Jadwal Kedatangan Surabaya Bus Bisa Lewat Aplikasi GoBis, Simak Caranya

"Setiap wilayah punya rempah dan masing-masing berbeda. Rempah di wilayah Jawa dengan rempah di Sumatera, Papua dan lain wilayah juga berbeda. Perbedaan ini yang akhirnya membawa pada sesuatu yang menarik," papar Prof. Wi.

Dalam telaahnya Prof Wi menceritakan, pada masa kolonial, manusia terutama perempuan banyak diperdagangkan laiknya pala. Mereka dipeedagangkan oleh keluarganya sendiri.

Sementara itu, Dr. Yoesoef, M. Hum. dari Universitas Indonesia memilih menelaah karya Eka Kurniawan Rempah Bumbu Dapur dalam cerpen 'Kutukan Dapur'.

0 Response to "Buku Sastra Rempah Karya 64 Penulis Ceritakan Eksistensi Rempah yang Bukan Sekadar Bumbu Dapur"

Post a Comment